Ada banyak jenis scaffolding yang dapat digunakan untuk membangun konstruksi rumah. Alat struktur konstruksi ini memiliki peran yang penting dalam berbagai proyek pembangunan. Mulai dari proses pendirian rumah hingga gedung-gedung tinggi.
Biasanya scaffolding difungsikan sebagai penyangga material pada ketinggian tertentu. Selain itu alat ini juga bisa digunakan untuk memudahkan dan menjamin keselamatan para pekerja proyek. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari tentang jenis dan fungsinya berikut ini.
Mengenal Apa Itu Scaffolding
Scaffolding atau yang lebih kenal sebagai perancah merupakan struktur non-permanen yang dimanfaatkan untuk menahan dan menyangga manusia serta material. Struktur ini sering digunakan dalam proses pendirian bangunan tinggi.
Ukuran bentuk, dan tinggi dari scaffolding biasanya didesain sesuai dengan kebutuhan pada konstruksi bangunan. Fungsinya sangat vital dan berkaitan erat dengan faktor keselamatan, sehingga alat ini harus dibuat dari bahan yang kuat.
Secara umum, scaffolding baru akan digunakan jika pekerjaan pembangunan konstruksi sudah berada pada ketinggian di atas 2 meter. Alat ini dibentuk seperti sistem modular dari pipa atau tabung logam, supaya mampu menopang beban di atasnya.
Keuntungan Menggunakan Scaffolding
Penggunaan scaffolding menjadi hal yang sangat penting dalam proyek pembangunan. Strukturnya juga sangat mudah untuk dibuat dan dibongkar sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Berikut adalah beberapa keuntungan dalam proyek yang menggunakan scaffolding, yaitu:
- Meningkatkan keselamatan dan keamanan para pekerja proyek.
- Meningkatkan produktivitas pekerja bangunan secara keseluruhan.
- Memudahkan akses untuk memindahkan alat dan melaksanakan pekerjaan pada ketinggian.
- Lebih menghemat waktu para pekerja.
Fungsi dan Tipe Scaffolding
Di pasaran Anda dapat menemukan berbagai jenis scaffolding yang terbuat dari bahan-bahan tertentu. Meskipun jenisnya beragam, namun alat ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam proyek pembangunan, seperti:
- Sebagai tempat atau penyangga yang aman bagi para pekerja agar keselamatannya terjamin.
- Menjadi pelindung bagi para tukang dari kecelakaan kerja dan jatuhnya alat atau material dari atas.
Dalam penggunaan alat ini, pemilik proyek biasanya membuatnya dari bahan yang kuat dan mengikuti tipe-tipe seusai standar pembangunan. Ada 3 tipe dasar dari scaffolding yang perlu Anda ketahui, di bawah ini:
- Supported Scaffolds: Platform yang disangga tiang dan dilengkapi dengan sambungan, kaki-kaki, kerangka, serta outriggers.
- Suspended Scaffolds: Platform yang bentuknya tergantung dengan tali.
- Aerial Lifts: Penopang yang dijadikan alat untuk mengangkat man baskets atau keranjang manusia.
Jenis Scaffolding yang Paling Sering Digunakan
Di Indonesia scaffolding biasanya dibuat dengan berbagai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Bahkan setiap strukturnya memiliki konstruksi yang beragam. Berikut adalah beberapa jenis perancah yang paling sering digunakan.
1. Frame Scaffolding
Frame merupakan jenis-jenis scaffolding pertama yang perlu Anda ketahui. Jenis ini disusun menggunakan pipa besi yang dirangkai dengan berbagai ukuran tertentu. Penggunaannya yaitu untuk konstruksi bangunan yang tingginya lebih dari 3 meter.
Namun sebenarnya konstruksi frame scaffolding dapat mencapai tinggi 10 meter. Selain itu jenis ini juga memiliki keunggulan dari sisi kemudahan dalam memasang dan membongkar konstruksinya. Sehingga para pekerja dapat dengan mudah memindahkannya jika diperlukan.
Tak hanya itu, kekuatan dari frame scaffolding juga tidak perlu diragukan lagi. Bahkan para pekerja biasanya meletakkan material bangunan dan alat lainnya tanpa takut konstruksi scaffolding ini roboh. Jadi pengerjaan proyek pembangunan lebih cepat selesai dan keselamatan pekerja terjamin.
2. Mobile Scaffolding
Seperti namanya, jenis scaffolding ini mudah untuk dipindahkan ke berbagai titik proyek pembangunan. Mobile scaffolding dibuat dengan roda di bagian bawahnya, sehingga para pekerja dapat menggunakannya dengan fleksibel.
Sayangnya tidak semua bahan dapat digunakan untuk membuat mobile scaffolding. Bahan utama yang biasanya dipakai untuk menyusun jenis ini adalah pipa galvanis Ukurannya pun cenderung lebih kecil jadi sering digunakan untuk proyek-proyek sederhana.
3. Scaffolding Andang
Scaffolding andang merupakan salah satu jenis yang paling umum digunakan dalam proyek pembangunan kecil. Alat ini biasanya digunakan untuk mengerjakan bangunan dengan ketinggian 2,5 sampai 3 meter.
Material yang digunakan untuk membuat scaffolding andang cukup beragam. Mulai dari besi, kayu, hingga bambu. Proses pembuatan dan perakitannya tergolong mudah, sehingga pekerja proyek tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar.
4. Scaffolding Tiang
Scaffolding tiang sering digunakan dalam proyek pembangunan konstruksi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 3 hingga 10 meter. Jenis scaffolding ini terbuat dari perpaduan bahan pipa, besi, atau bambu yang kuat.
Penggunaan bahan pembuatnya, tergantung pada kebutuhan proyek. Pasalnya scaffolding tiang digunakan sebagai penyangga pada bangunan yang tinggi. Apabila ingin keselamatan yang lebih terjamin, biasanya scaffolding ini dibuat kombinasi bambu dengan konsol dari besi.
5. Scaffolding Kayu
Penggunaan scaffolding kayu sudah menjadi hal yang sangat familiar dalam proyek pembangunan. Alasannya karena kayu merupakan bahan yang paling mudah ditemukan dan cukup kuat untuk menahan beban berat.
Harga scaffolding kayu tergolong lebih murah dibandingkan jenis lainnya. Selain itu proses pemasangannya juga mudah. Tetapi sayangnya, jenis ini tidak efisien karena hanya bisa digunakan satu kali saja.
6. Scaffolding Dolken
Contoh jenis scaffolding dolken cukup sering dimanfaatkan dalam proses pembangunan konstruksi rumah. Scaffolding ini terbuat dari bahan kayu bulat dengan ukuran diameter 6 hingga 10 milimeter dan mudah ditemukan dimana-mana.
7. Scaffolding Besi Tanpa Roda
Besi merupakan salah satu bahan paling kuat yang digunakan untuk membuat scaffolding. Jenis ini dirakit dengan rangkaian konstruksi dari kusen, kaki pipa, tiang untuk sandaran, penguat bentuk vertikal, penopang, hingga papa pengaman.
Biasanya scaffolding besi menggunakan kombinasi rangkaian konstruksi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Tetapi ada kekurangan dari scaffolding ini, yaitu sulit untuk dipindahkan karena tidak dilengkapi dengan roda di bagian bawah.
8. Tube and Coupler Scaffolding
Tube and coupler scaffolding sering digunakan dalam proyek pembangunan konstruksi yang tinggi dan besar. Scaffolding ini disusun dari rangkaian bangkai pipa yang disambungkan dengan klem dan baut khusus.
Ada dua jenis yang digunakan sebagai penghubung, yaitu klem hidup dan mati. Penggunaan klem hidup dimanfaatkan untuk menghubungkan dua ruas pipa dengan sudut bervariasi. Sementara itu, klem mati dipakai untuk menyambungkan dua pipa dengan sudut 90 derajat.
9. Scaffolding Menggantung
Jenis scaffolding menggantung sering dipakai pada proses pemasangan eternity, finishing pengecatan, dan lain-lain. jenis ini digunakan untuk mengerjakan proyek pembangunan pada konstruksi bagian atas saja.
Cara menggunakan scaffolding adalah dengan menggantungkan alat menggunakan tali sling atau rantai yang kuat pada titik tumpuan. Alat atau material yang ingin dipindahkan dapat digantungkan pada tali untuk kemudian dipindahkan dengan mudah.
Dengan mengetahui berbagai jenis scaffolding, proyek pembangunan bisa berjalan lebih lancar. Anda dapat membuat atau merakit scaffolding menggunakan bahan-bahan yang mudah untuk ditemukan di pasaran Indonesia.
Salah satunya adalah bahan bangunan yang disediakan oleh Tokban Marketplace. Di toko ini Anda dapat mencari berbagai kebutuhan dalam proyek pembangunan. Memiliki ketersediaan bahan dan material terlengkap yang dapat Anda cek di https://tokban.com/.