Sekilas, cara membuat septic tank atau tempat pembuangan limbah biologis memang terdengar mudah. Namun, faktanya pembuatan hal tersebut tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada berbagai aspek penting yang harus dipertimbangkan. Terlebih jika berencana ingin buat septic tank sendiri.

Setiap rumah sudah pasti mempunyai saluran pembuangan. Oleh sebab itulah, rumah juga wajib memiliki septic tank agar limbah tidak terbuang sembarangan, sehingga berpotensi mencemari lingkungan dan memicu timbulnya berbagai penyakit yang diakibatkan kontraksi bakteri.

Bahan Bahan yang Perlu Dipersiapkan untuk Membuat Septic Tank

Prosedur atau cara membuat septic tank yang baik dan benar juga sangat dipengaruhi oleh material bahan. Secara umum, terdapat beberapa komponen material yang harus dipersiapkan dalam membuat sepiteng konvensional. Apa saja bahan-bahan tersebut? Simak jawabannya di bawah ini!

  • Batu bata
  • Pasir
  • Semen
  • Kawan beton
  • Pipa paralon
  • Papan
  • Dan lain sebagainya

Cara Membuat Septic Tank

Pada umumnya, septic tank atau sepiteng berbentuk seperti penambungan yang disekat dinding bata kemudian diberi pelat beton. Septic tank biasanya dibuat di sekitar rumah. Cara membuatnya juga tidak boleh asal-asalan, karena harus sesuai standar yang diberlakukan di Indonesia.

Di bawah ini adalah panduan cara membuat septic tank sendiri secara baik dan benar:

  1. Menggali tanah dengan kedalaman sekitar 1,5 m dan lebar 2 m (Ukuran sepiteng standar).
  2. Memberi sekat di bagian tengah galian untuk membuat dua kolom berdempetan, tujuannya adalah sebagai pemisah antara kotoran padat dan cair.
  3. Membuat struktur penghubung antar sekat menggunakan bahan pipa paralon berukuran 4 inch.
  4. Pastikan paralon dari arah WC menurun memiliki posisi sejajar hingga tempat pembuangan. Misalnya, ukuran ketinggian paralon 90, maka ketinggian paralon sekat adalah 85, dan tinggi paralon pembuangan 80.
  5. Gunakan material bata merah yang dilapisi dengan plester sebagai dinding septic tank.
  6. Membuat alas pada dasar septic tank untuk mencegah kemungkinan terjadi kebocoran atau runtuh.
  7. Tutup bagian alas septic tank dengan papan.
Baca Juga  Daftar Harga Paving Block Per Meter Terbaru (2022)

Selain langkah-langkah di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat proses membuat septic tank, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Dianjurkan menggunakan paralon 4 inch supaya selang sedot WC dapat masuk ke sepiteng.
  • Memberi lubang angin di bagian sekat untuk membuang gas, sekaligus memberikan akses ketika melakukan penyedotan.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Membuat Septic Tank Sendiri

Mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), ada beberapa hal yang perlu dihindari dalam pembuatan septic tank. Ini dilakukan sebagai upaya meminimalisir resiko di kemudian hari. Pasalnya, kesalahan membuat sepiteng bisa menyebabkan gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan.

Di bawah ini adalah beberapa kesalahan yang harus dihindari ketika membuat septic tank:

1. Ukuran Septic Tank Terlalu Kecil

Sebagaimana sebuah wadah pada umumnya, ukuran memiliki pengaruh besar terhadap volume daya tampung sepiteng. Apabila diameternya terlalu kecil, otomatis akan menyebabkan septic tank lebih cepat dan toilet pastinya bakal sering mampet.

Kalau sudah begitu, maka harus memanggil jasa sedot WC untuk mengatasi masalah tersebut. Standar ukuran septic tank menggunakan perbandingan panjang 2.1 m – 3.1 m.

Minimal, diameter septic tank adalah 1.5 m (Panjang) x 0,75 m (Lebar), x 1,5 m (T). Namun, sebaiknya sesuaikan ukuran septic tank dengan jumlah anggota keluarga di rumah tersebut. Semakin banyak penghuninya, tentu butuh kapasitas penampungan lebih besar.

2. Struktur Kurang Kokoh

Cara membuat septic tank yang baik juga tidak terlepas dari kualitas bahan bangunan. Apalagi, bagi yang tinggal di daerah dengan curah hujan tinggi atau struktur tanah rapuh. Usahakan menggunakan material berkualitas agar septic tank terhindar dari kerusakan.

Salah satu jenis material yang direkomendasikan adalah mengaplikasikan dinding dari bata dan pelat beton sebagai alas penutup septic tank, sehingga strukturnya kuat dan kokoh.

Baca Juga  Daftar Tabel Baja WF SNI Terlengkap & Terbaru!

3. Perhatikan Jarak Sumur dengan Septic Tank

Aspek krusial dalam membuat sepiteng yang tidak boleh diabaikan adalah menentukan tingkat higienitas sistem sanitasi dalam hunian. Usahakan membuat septic tank dengan jarak berjauhan dari sumber air atau sumur. Jadi, air tidak mudah terkontaminasi sumber penyakit.

Sesuai Standar Nasional Indonesia mengenai spesifikasi sumber air bersih, maka jarak horizontal sumur dari wadah sepiteng harus lebih dari 11 m. Sementara itu, jarak sumur komunal terhadap perumahan lebih dari 50 m untuk mengurangi risiko pencemaran air.

3. Bentuk Septic Tank

Tidak dapat dipungkiri, bahwa bentuk sepiteng bisa mempengaruhi kinerja mikroorganisme pengurai kotoran yang ada di dalam septic tank. Hindari mengaplikasikan bentuk bersudut tumpul. Sebaiknya, gunakan bentuk melingkar atau setidaknya mendekati lingkaran.

Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya mikroba bisa menguraikan limbah secara lebih optimal. Jika memilih bentuk sudut, maka mikroba cenderung menempel di area sudut-sudut, sehingga kotoran yang terdapat di bagian tengah kurang terurai.

Pemeliharaan Septic Tank

Setelah mengetahui cara membuat septic tank sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), pemilik bangunan juga perlu memahami bagaimana langkah-langkah pemeliharaan sepiteng secara benar.

Di bawah inilah adalah beberapa cara mudah merawat septic tank di rumah:

1. Tidak Membuang Sampah ke Septic Tank

Wadah septic tank umumnya mempunya ukuran sesuai jumlah intensitas limbah. Sepiteng juga telah dibagi menjadi dua sekat untuk memfilter limbah padat dan cair . Oleh sebab itu, sebaiknya jangan pernah membuang sampah lain ke septic tank.

Meskipun terdengar sepele, namun kegiatan buang sampah sembarangan ini berpotensi membuat fungsi sepiteng terganggu, dan bahkan dapat menyebabkan terjadi kebocoran.

Di samping itu, pastikan saluran sepiteng tidak membuang lumpur ke sungai karena bisa mencemari perairan. Buanglah limbah dan kotoran ke tempat khusus yang telah disediakan, seperti Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT).

Baca Juga  Cara Menghitung Kebutuhan Cat Tembok Agar Hemat Budget

2. Memperhatikan Sumur Resapan

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, salah satu cara membuat septic tank yang ideal adalah tetap menjaga jarak dengan sumur resapan atau sumber air. Sehingga limbah tinja yang telah dihancurkan tidak mengalir dan mencemari sumber air yang paling dekat.

Dalam rangka perawatan, ada baiknya jika sumur resapan dilindungi menggunakan berbagai macam elemen, seperti pasir dan batu, kerikil, ijuk, dan lain sebagainya.

3. Membuat Jadwal Pengurasan

Salah satu pemeliharaan wajib septic tank adalah membuat jadwal pengurasan secara berkala. Usahakan pengurasan tangki sepiteng dilakukan setidaknya tiga tahun sekali. Agar hasilnya maksimal, maka bisa meminta bantuan ahli sedot WC yang memang profesional.

4. Pertimbangkan Membuat Bak Kontrol

Setelah memahami cara membuat septic tank, pertimbangkan juga untuk membuat sebuah bak kontrol yang berfungsi mengontrol saluran air kotor. Terutama ketika mengalami hambatan dan timbul genangan air mengganggu. Bak ini bisa dibuat dari cor-coran beton.

Sebaiknya tempatkan bak di antara saluran dan resapan air kotor. Bak kontrol ini akan sangat berguna saat melakukan proses pengurasan septic tank atau sedot WC.

Sedang mempertimbangkan untuk membuat sepiteng sendiri tapi masih bingung mengenai cara dan apa saja bahan yang diperlukan? Cari tahu cara membuat septic tank sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan bahan bangunan berkualitas terbaik hanya di https://tokban.com/.