Rumah Joglo menjadi salah satu rumah adat Indonesia yang menyimpan sejarah panjang dan penuh filosofi hampir di setiap sisinya. Rumah joglo berasal dari zaman kerajaan dan masih sangat populer sampai sekarang bahkan terkenal hingga mancanegara.  

Rumah kuno ini terlihat sangat unik dan banyak dijadikan inspirasi untuk membuat rumah masa kini yang nyaman dengan versi lebih modern. Bentuk asli dari Joglo sendiri juga masih dilestarikan di sejumlah daerah di Tanah Jawa khususnya di Jogja.

Pengertian Rumah Joglo

Rumah Joglo adalah salah satu rumah tradisional Jawa paling istimewa karena pada zaman kerajaan hanya bisa dimiliki atau ditempati oleh orang-orang kelas atas seperti raja, bagsawan, pangeran, keluarga kerajaan, dan orang-orang terhormat lainnya. 

Menurut asal katanya, istilah “Joglo” mengacu pada bentuk dari atap rumah yang dalam budaya Jawa mencerminkan status ekonomi serta sosial dari sang pemilik.

Ciri Khas Rumah Joglo

Pintu Kuno Model Geser

Ciri khas pertama sekaligus yang paling unik dari adalah Joglo ini memiliki pintu utama (yang ada di bagian muka rumah) berupa pintu kayu berukuran besar berjumlah dua buah yang desainnya adalah slide door alias pintu geser, bukan pintu dorong. 

Bahkan di era sekarang pun, tidak banyak rumah yang memiliki desain pintu seperti ini, sehingga Joglo jenis ini menjadi salah satu yang paling unik pada masanya.

Desain Atap 

Jika dilihat dari luar, desain atap dari Joglo Jompongan adalah dua tingkat namun dengan desain keduanya berbeda, yang sekilas mirip seperti Joglo Sinom namun dengan bentuk bubungan yang memanjang ke kiri dan kanan.

Baca Juga  12 Kelebihan Dinding GRC Board Untuk Rumah Modern Minimalis

Denah Lantai

Ciri khas lain dari Joglo Jompongan adalah memiliki denah lantai berbentuk persegi atau disebut juga bujur sangkar.

Jenis-Jenis Rumah Joglo

Rumah ini memiliki dua standar ukuran, yaitu ukuran besar 100-20 m2 dan ukuran kecil 60-70 m2. Adapun jenis-jenis rumah Joglo adalah:

1. Joglo Sinom

Ciri khas Joglo Sinom adalah memiliki teras yang mengelilingi bangunan utama, jadi terasnya tidak hanya ada di bagian depan atau samping namun juga sisi belakang. Karakteristik lain dari Joglo Sinom adalah memiliki tiang (disebut “saka” jika dalam Bahasa Jawa) yang berjumlah sekitar 36 buah.

Empat tiangnya berukuran lebih besar dari yang lain dan dalam budaya Jawa disebut “Saka Guru” (tiang besar utama). Lalu untuk bagian atap, Joglo Sinom hadir dengan atap paling tinggi sekilas seperti berbentuk seperti limas yang memiliki empat sisi dan masing-masing sisi memiliki atap datar yang saling terhubung.

2. Joglo Pangrawit

Rumah Joglo jenis ini adalah yang paling banyak dijadikan inspirasi rumah modern Joglo. Rumah ini memiliki konstruksi unik yang disebut “Lambang Gantung” (konstruksi khusus Keraton / bangunan-bangunan Jogja zaman dulu). 

Disebut demikian karena bagian dalam atap ini menggunakan bagian yang disebut “Penanggap” dengan cara digantung pada bagian yang disebut “Brujung” atau “Jurai”. Jenis konstruksi ini dianggap lebih kuat oleh masyarakat zaman dulu sehingga atap bangunan tidak mudah rusak bahkan saat ada gempa. 

Sedangkan untuk atap bagian luar, terlihat bahwa atap dibagi menjadi tiga tingkatan, dan desain terasnya ada di bagian depan langsung tersambung ke sisi kanan dan kiri, jadi total ada tiga teras. Teras ini dikelilingi dengan saka (tiang) kayu yang berukuran sama.

3. Joglo Jompongan

Rumah adat Joglo jenis ini lebih banyak dijadikan inspirasi untuk membuat desain tempat makan daripada rumah hunian, karena secara keseluruhan desainnya lebih simpel dari jenis Joglo lain. Ada tiga ciri khas dari Joglo Jompongan, yaitu:

Baca Juga  Keunggulan dan Jenis-Jenis Multiplek yang Diminati Banyak Orang

4. Joglo Mangkurat

Desain atap Joglo Mangkurat adalah tiga tingkat yang masing-masing memiliki kemiringan berbeda. Namun uniknya, atap bagian tengah justru memiliki lebih tinggi dari atap bagian atas.

5. Joglo Hageng

Rumah Joglo Hageng memiliki ukuran atap yang besar sehingga pada zaman dulu membuat rumah sekilas tampak seperti sebuah istana. 

Desain atapnya adalah tiga tingkat / susun, dengan ukuran atap utama (atap paling atas) adalah yang paling tinggi dan ukurannya paling besar, lalu semakin ke bawah atapnya akan semakin kecil dan semakin landai. 

Ketiga atap ini memiliki bagian bangunan yang yang disebut “Lisplang”, yang membuat atap tampak lebih rapi jika dilihat dari bawah. Fungsi lisplang di zaman sekarang juga memang untuk mempercantik bagian atap rumah.

6. Joglo Lawakan

Joglo Lawakan memiliki desain atap dua susun yang terlihat cukup sederhana karena tidak banyak ornamen / hiasan yang ditambahkan. Atap utama (atap atas) berbentuk meruncing tapi bukan segitiga, dan atap bagian bawah dibuat landai melebar.

7. Joglo Panggang Pe

Enam jenis Joglo sebelumnya umumnya difungsikan sebagai rumah hunian / tempat tinggal oleh orang-orang zaman dulu. Namun Joglo Panggang Pe difungsikan sebagai tempat tinggal sekaligus warung. Jumlah saka pada Joglo Panggang Pe biasanya 4-6 buah dengan ukuran yang sama. 

6 Fungsi Ruang dari Rumah Joglo

Tidak jauh berbeda dengan rumah zaman sekarang, Joglo juga memiliki beberapa ruang dengan fungsi berbeda. Umumnya, Joglo dibagi menjadi delapan jenis ruang seperti berikut:

1. Pendopo

Orang zaman dulu menyebut area/ruang untuk menerima tamu dengan pendopo. Bagian ini merupakan area terbuka yang bahkan pada zaman dulu tidak dilengkapi dengan kursi serta meja, jadi para tamu dan pemilik rumah akan berbincang dengan duduk di lantai / lesehan.

2. Pringgitan

Jika tamu yang datang merupakan saudara atau kerabat dekat dari pemilik rumah, maka mereka akan ditempatkan di ruang kedua dari pintu masuk yang disebut dengan pringgitan (ruang tengah). 

Baca Juga  7 Merk Granit Terbaik Bagus dengan Kualitas Tinggi [Terlengkap]

Disebut ruang tengah karena ruangan ini hampir berada di bawah atap utama yang umumnya berbentuk seperti limas.

3. Omah Ndalem

Pada ruangan ketiga dari pintu masuk, ada ruangan yang disebut dengan omah ndalem, yang menjadi area berkumpul keluarga dari pemilik rumah. Ruang inilah yang berada tepat di bawah atap limas.

Jadi jika dilihat dari bawah bagian dalam, atapnya tampak tinggi karena pada zaman dulu atap rumah belum diberi plafon.

4. Senthong

Senthong adalah istilah orang zaman dulu untuk menyebut ruangan pribadi yang hanya boleh dimasuki oleh pemilik dan keluarga pemilik rumah, seperti kamar tidur, dapur, lumbung padi, atau kamar mandi. Sentong ini dibagi menjadi beberapa bagian, yang biasanya ada di sisi kanan dan kiri namun ada juga yang memiliki tiga bagian yaitu di kanan, kiri, dan di sisi tengah.

6. Padepokan

Padepokan adalah ruangan khusus yang dianggap suci oleh pemilik rumah karena hanya akan digunakan untuk meditasi, beribadah, atau melakukan ritual tradisional khusus lainnya. Karena merupakan ruang paling suci, padepokan kadang juga digunakan untuk tempat berlindung saat ada bahaya terjadi.

7. Gandhok

Gandhok adalah ruang tambahan yang biasanya dibangun di luar rumah utama tapi berdekatan, yang bisa ada di sisi kanan atau kiri. Ruangan ini bisa difungsikan sesuai kebutuhan pemilik rumah, bisa sebagai tempat menyimpan hasil panen, sebagai gudang, atau mungkin sebagai kamar tidur khusus para tamu.

Ada banyak contoh rumah adat Joglo yang bisa Anda temukan di internet sebagai inspirasi untuk membangun rumah atau tempat makan dengan konsep tradisional yang ditambah sentuhan modern. Agar lebih nyaman maksimal, belilah perlengkapan rumah terbaik dan berkualitas tinggi hanya dari tokban.com.